Senja menggelayut di ujung horizon, bermega seperti hatiku yang hendak meninggalkan semua bunga-bunga jiwa dan segala nuansanya yang begitu syahdu. Terpaan angin turut membelai jilbab merah muda yang ku kenakan, seakan tahu kerisauan yang sedang merajai hatiku. Hari ini terakhir pertemuanku dengannya yang selama ini mengisi hari dan hatiku, sebelum akhirnya ia pergi nun jauh di negeri seberang sana.
Pantai ini menjadi saksi awal perjumpaanku dengannya persis setahun yang lalu, dan pantai ini juga yang akan menjadi saksi sejarah kebisuanku dan kebisuannya senja ini… dan akhirnya kami akan berpisah dalam waktu yang sungguh aku tak tahu berapa lama dan di bumi belahan mana kita akan bisa bertemu kembali menikmati senja dan kebisuan… namun hati kami bicara, hati ini hanya untuk orang yang setia pada hati…
“ Kamu tahu apa itu hati?” Lirih suara Abiel menyentuh sukmaku.
” Apa yang kamu ucapkan adalah hati, saat kita saling bertatap, itulah isyarat hati. Dan aku akan kehilangan hati itu.” Jawabku dengan hati basah.
Hati, tempat segala macam perasaan bersemayam. Sedih, senang, suka, duka, cinta, benci... dan kali ini rasa sedih yang tengah bergantung di hatiku dan hatinya.
Senja semakin larut dan merayap perlahan ke peraduannya, air pantai bermain-main disekeliling kakiku. Jilbabkupun semakin meliuk indah diterpa sepoi angin yang mulai menggigit.
” Din, rasa yang ada di hatiku selalu terjaga untukmu.” Tajam Abiel menatap mataku.
” Tapi bukan janji yang ku harap dari kamu Biel..” Hatiku semakin gerimis
”Bila masanya tiba nanti aku akan datang menunaikan janjiku Din..” Mantap dan semakin tajam ia menatapku.
Abdillah Bilal Zakka, orang yang telah berhasil merobohkan benteng hatiku, kini berdiri dua hasta di depanku. Dan akhirnya.... aku sendiri di sini melepas kepergiannya... menatap punggung kekarnya dengan senyum, hatiku bersenandung ” Hatiku juga untukmu...”
Ingin sekali aku mengantar kepergiannya dengan senandung hatiku lirih di telinganya........
Tersenyumlah saat kau mengingatku..
Karena saat itu aku sangat merindukanmu, dan menangislah saat kau merindukanku.
Karena saat itu aku tak berada di sampingmu...
Tetapi pejamkanlah mata indahmu itu, karena saat itu aku akan terasa ada di dekatmu.
Karena aku tlah berada di hatimu untuk selamanya...
Tak ada yang tersisa lagi untukku selain kenangan-kenangan yang indah bersamamu....
Mata indah yang dengannya aku biasa melihat keindahan cinta
Mata indah yang dahulu adalah milikku
Kini semua akan pergi jauh meninggalkanku
Kehidupan akan terasa kosong tanpa keindahanmu
Hati, cinta, dan rinduku adalah milikmu
Cintamu takkan pernah membebaskanku
Bagaimana mungkin aku terbang mencari cinta yang lain
Saat sayap-sayapku telah patah karenamu....
Penggalan kisahku lima tahun yang lalu masih tergambar jelas dalam ingatanku, terbingkai indah dalam pandangan dan menjadi sebuah diorama hati yang mempesona.
Ku lantunkan ayat-ayat yang menyejukkan bagi jiwa-jiwa yang dahaga akan obat pelipur hati, kuresapi makna demi makna yang sungguh amat menyejukkan hatiku. Malam ini, aku ditemani suara hewan malam menyucikan asma-Nya, dibelai lembut angin yang juga turut menjalankan sunnahnya.
Entah mengapa malam ini hatiku amat berbunga, bukan karena aku akan bertemu dengannya setelah lima tahun tak bersua, bukan. Bahkan aku tak tahu bagaimana kelanjutan kisahku dengannya lima tahun yang lalu yang masih lekat dalam diorama hatiku. Karena tak ada komunikasi intens antara aku dan dia layaknya pasangan long distance.
Besok adalah hari di mana aku akan berperan sebagai pembawa acara dalam acara launching buku terbaru penulis muda terkenal yang amat ku kagumi seperti aku mengagumi sosok Abdillah Bilal Zakka. Salahkah jika ada orang lain selain kekasih hati yang menyita rasa kekagumanku? Jika iya, maka untuk kali ini aku akan sedikit ”serong” Biel... Maafkan aku..
***
Auditorium institut begitu disesaki oleh para pengagum Bilzakky, novelis muda yang baru naik daun itu. Sama halnya denganku, sama-sama menjadi pengagumnya. Namun kiranya aku lebih beruntung dari mereka, setidaknya dalam beberapa jam ke depan aku akan dapat berbincang dengannya dengan memanfaatkan posisiku kali ini. Dan tiba-tiba dari arah belakang panggung muncul sosok yang sedang dinanti oleh ratusan pasang mata di ruangan ini. Aku, aku antara sadar dan tidak. Tuhan.. bukankah dia...
Aku harus menjalankan tugasku seprofesional mungkin, walaupun hatiku tak bisa berbohong dengan rasa yang tak karuan yang tengah mengendap di hatiku. Bagaimana mungkin aku bisa konsen berhadapan dengan seseorang yang telah lama ku nanti kehadirannya dengan sosok yang berbeda, Bilzakky. Sungguh tak terbersit sedikitpun dalam benakku kalau nama lain yang ku kagumi adalah orang yang bener-bener ku kagumi dalam kehidupanku. Abdillah Bilal Zakka. Subhanallah....
Semarang, 01 April 2010
Merkur 15c Safety Razor - Barber Pole - Deccasino
BalasHapusMerkur 15C Safety https://deccasino.com/review/merit-casino/ Razor - 바카라 Merkur - 15C for 도레미시디 출장샵 Barber Pole is the gri-go.com perfect introduction to the Merkur Safety herzamanindir.com/ Razor.